Minggu, 09 Desember 2012

Tentang Pupuk dan Kegunaan Pupuk

Tentang Pupuk dan Kegunaan PupukKesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan.
Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena hanya bersifat menambah atau melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan harus diketahui gambaran keadaan tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Dalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitu :
1. Memberi unsur hara dan sebagai media perakaran
2. Menyediakan air dan sebagai tempat penampung (reservoir) air
3. Menyediakan udara untuk respirasi (pernafasan) akar
4. Sebagai media tumbuhan tanaman
Tanah dapat digolongkan berdasarkan sifat fisik dan kimianya, menjadi:
1. Tanah yg kimia kaya dan fisik baik.
Biasanya pd tanah pegunungan, contohnya; tanah andosol, & chernocen
2. Tanah yg kimia kaya tetapi sifat fisik jelek.
Tanah ini umumnya berwarna abu-abu sampai merah, hal ini menunjukkan kandungan bahan organik dan liat yg cukup tinggi. Misal pada tanah Gromosol (di Jawa Tengah & Jawa Timur)
3. Tanah yg kimia miskin tetapi sifat fisik baik.
Pd umumnya, tanah berwarna merah sampai coklat, terbentuk pada daerah2 dgn pencucian tinggi sbg akibat curah hujan yg tinggi. Cth; tanah Lanosol (Jawa Barat).
4. Tanah yg kimia miskin & fisiknya jelek.
Sebagian besar tanah2 di Indonesia (60%). Cth : tanah PMK (Podsolik Merah Kuning), dan cocok untuk komoditas perkebunan seperti karet, kelapa sawit, & HTI
Dalam melakukan budidaya tanaman, perlakuan dengan pemberian pupuk sangatlah penting. Hal ini disebabkan karena kandungan unsur hara pada tanah sering mengalami pencucian oleh air hujan maupun pemakaian oleh tanaman yang tumbuh sebelumnya. Selain itu, kebutuhan tanaman terhadap unsur hara pada setian fase pertumbuhannya yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan pemupukan. Selain itu Produktivitas tanah semakin lama akan semakin menurun,sbg akibat dari faktor-faktor :
1. Usaha budidaya pertanian.
2. Pengikisan top soil
3. Pencemaran lingkungan
4. Bencana alam
5. Pengaruh Iklim
Sebelum melakukan pemupukan, ada baiknya kita mengenal, apa itu pupuk. Pupuk adalah bahan atau unsur-unsur dalam bentuk senyawa Kimia Organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman. Sementara pemupukan berarti pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun anorganik yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan produktifitas tanaman.
5 Tepat Pemupukan
1) Tepat Jenis. Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan tanaman.
2) Tepat Dosis. Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan tanaman.
3) Tepat Waktu. Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap fase/umur tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal : (a) pemupukan yg baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir musim kemarau, (b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11 siang)
4) Tepat Cara. Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi tanah.
5) Tepat Sasaran. Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk, misal;
  • Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma pengganggu.
  • Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik & kimia tanah.
Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk memperbaiki suasana tanah, baik fisik, kimia atau biologis disebut pembenahan tanah (amandement) yang berarti perbaikan (reparation) atau penggantian (restitution). Bahan-bahan tersebut termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga temperatur), pembenah tanah (soil conditioner, untuk memperbaiki struktur tanah), kapur pertanian (untuk menaikkan pH tanah yang terlalu rendah, atau untuk mengatasi keracunan Al dan Fe), tepung belerang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk  menurunkan kegaraman tanah). Rabuk kandang dan hijauan legum diberikan ke dalam tanah dengan maksud sebagai pupuk maupun pembenah tanah.
Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.
Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.
Faktor yang berpengaruh terhadap pemupukan:
  1. Tanah: kondisi fisik (kelerengan, jeluk mempan perakaran, retensi lengas dan aerasi), kondisi kimiawi (retensi hara tersedia, reaksi tanah, bahan organik tanah, sematan hara, status dan imbangan hara), kondisi biologis (pathogen, gulma).
  2. Tanaman: jenis, umur dan hasil panen yang diharapkan.
  3. Pupuk: sifat, mutu, ketersediaan dan  harga.
  4. Iklim: temperatur, curah hujan, panjang penyinaran dan angin.
Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk menyediakan hara bagi tanaman. Umumnya pupuk diberikan dalam bentuk padat atau cair melalui tanah dan diserap oleh akar tanaman. Namun pupuk dapat juga diberikan lewat permukaan tanaman, terutama daun.
Pemberian pupuk daun bersifat menunjang pemberian pupuk akar. Namun demikian, pemberian pupuk lewat daun mempunyai beberapa keuntungan seperti (1) cepat dan mudah diserap oleh tanaman; (2) kandungan unsur haranya lengkap; dan (3) tidak merusak struktur tanah. Pupuk daun yang diberikan meliputi pupuk daun untuk pertumbuhan vegetatif, generatif, dan dan peningkatan kualitas buah.
Pemberian pupuk akar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : pupuk utuh/Kristal dan pupuk kocoran (bentuk cair). Pemupukan yang berupa pupuk utuh/Kristal bertujuan untuk memberikan cadangan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman selama masa pertumbuhannya. Pupuk yang biasa digunakan berupa campuran Urea, TSP, dan KCl dengan perbandingan 1:1:1. Cara pemberian pupuk dengan tugalan atau koakan diantaradua baris tanaman. Sedangkan pupuk kocoran merupakan pupuk akar yang diberikan dalam bentuk cair. Pupuk yang dicairkan ini akan segera diserap tanaman dan langsung dapat dipergunakan tanaman sehingga pemberiannya terutama ditujukan untuk pemulihan kondisi tanaman pda saat terseran hama dan penyakit.
pupuk kompos
pupuk kompos

Cara pemberian pupuk akar:

1. Penyebaran (broadcasting)
Dengan cara ini pupuk ditebarkan pada permukaan tanah, misalnya pada lahan sawah. Pemupukan dilakukan sebelum tanam (waktu pembajakan/ penggaruan/ pengolahan tanah) sebagai pupuk dasar, atau sesudah tanam sebagai pupuk susulan, kemudian diinjak-injak agar pupuk terbenam ke dalam tanah.
Dapat dibedakan:
  1. Top dressing: pupuk ditebarkan merata ke seluruh permukaan tanah atau menurut alur yang tersedia. Untuk lahan yang sudah ditanami, jika permukaan tanaman basah atau lembab cara ini harus ditunda, karena dapat menyebabkan plasmolisis daun. Kerusakan akan meningkat pada dosis yang lebih besar, terutama pupuk N dan K.
  2. Side dressing: pupuk ditebarkan di samping alur benih atau tanaman.
Metoda broadcasting cocok dilakukan untuk lahan sawah atau tanaman dengan jarak tanam yang rapat, perakaran merata pada tanah bagian atas (top soil) dan pupuk diberikan dalam jumlah yang besar. cara ini mudah dilakukan, hemat  beaya dan tenaga, pemberian pupuk agak berlebih tidak berdampak buruk bagi tanaman.
Namun kerugian yang harus ditanggung adalah kontak pupuk dengan tanah besar, sehingga penyematan hara khususnya P oleh tanah akan lebih besar, pada tanah alkalis dan kering sebagian N akan hilang menguap dalam bentuk ammonia (NH3), juga pertumbuhan gulma akan ikut terpacu.
2. Penempatan (placement)
Dengan cara ini pupuk ditempatkan secara khusus ke dalam lubang atau alur yang sudah dipersiapkan lebih dahulu. Pupuk dapat diberikan pada saat penyiapan atau saat penanaman, terutama untuk tanaman semusim.
Pupuk diberikan dengan cara plow sole placement (bersamaan dengan pengolahan tanah, pupuk dijatuhkan melalui lubang di belakang mata bajak), row placement (pupuk dibenamkan ke dalam tanah menurut alur bekas bajakan kemudian akan tertutup oleh pembalikan tanah pada alur berikutnya) atau combine drilling (pupuk dibenamkan bersama benih ke dalam alur yang sudah dibuat sebelumnya, posisi pupuk dapat di bawah benih disamping, atau keduanya).
Untuk lahan yang sudah ditanami dipergunakan cara side band placement (pupuk ditempatkan pada alur disamping barisan tanaman), spot/ point placement (pupuk ditempatkan pada suatu titik atau lubang di kanan atau kiri tanaman), atau circular band / ring placement (pupuk dibenamkan ke dalam alir melingkar di sekeliing tanaman sejauh tajuk daun terluar).
Untuk tanaman tahunan pupuk dapat diberikan ke dasar lubang tanam, dapat pula dicampur terlebih dahulu dengan tanah bagian atas yang akan digunakan untuk menimbun lubang.
Metode placement cocok digunakan untuk tanah yang kurang subur, lahan kering, jarak tanam renggang, perakaran sedikit, tanaman tahunan, jumlah pupuk sedikit, pupuk tablet, dan terutama pupuk P dan K. Keuntungan yang diperoleh dengan metode ini adalah kontak pupuk dengan tanah dapat dikurangi, sehingga penyematan hara dapat ditekan, pengambilan hara oleh tanaman lebih mudah, terutama bagi tanaman yang perakarannya terbatas, residual effect dari pupuk lebih besar, serta kehilangan hara dapat dikurangi.
3. Fertigation (fertilizing-irrigation)
Dengan cara ini kita melakukan pengairan sekaligus memupuk tanaman. Pengairan dapat secara sederhana yakni air saluran yang dimasukkan ke lahan, atau irigasi modern menggunakan tangki bertekanan. Pupuk yang digunakan dapat berupa cairan atau pupuk padat yang dilarutkan dalam air. pupuk yang sering digunakan adalah ammonia, asam fosfat dan KCl. Cara ini biasanya diterapkan untuk usaha yang komersial terutama di wilayah padang pasir atau perbukitan.
4. Injection
Pupuk ammonia (gas) bertekanan disuntikkan pada jeluk 10-20 dibawah permukaan tanah, pupuk tanpa tekanan disuntikkan dekat dengan permukan tanah. Umumnya diterapkan pada skala usaha yang besar dan hamparan yang luas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar