Selasa, 04 Desember 2012

Rekomendasi Klon Karet Periode 2010-2014

PENDAHULUAN
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta ton pada tahun 2025 sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila 85 persen areal perkebunan karet rakyat telah menggunakan klon unggul . Rekomendasi klon adalah sejumlah klon yang dianjurkan berdasarkan hasil rumusan lokakarya nasional  pemuliaan tanaman karet untuk periode tertentu rumusan ini disusun berdasarkan data pertumbuhan produksi dan sifat-sifat sekunder yang diperoleh dari hasil pengujian pada beberapa lokasi selama beberapa tahun sesuai dengan tahapan pengujian .
Penyusunan rekomendasi klon periode 2006-2010 telah memperhatikan undang-undang no.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya budiday tanaman yang betujuan agar petani dan konsumen mendapatkan bibit unggul yang berproduksi tinggi selain itu memperhatikan undang-undang no.29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman dengan tujuan untuk menstimulir tumbuhnya industri perbenihan yang profesional
Melihat kondisi karet rakyat saat ini masih menunjukkan gambaran yang memprihatinkan , secara umum hal ini ditunjukkan oleh adanya dua permasalahan pokok yaitu :
  1. produktivitas karet rakyat jauh lebih rendah dibanding PTP / PNP dan perusahaan besar swasta .
  2. mutu BOKAR (bongkahan karet) masih rendah , beragam , dan tidak konsisten serta sistem pemasaran yang kurang menguntungkan petani
Salah satu penyebab terjadinya permasalahan tersebut adalah masih lemahnya ahli teknologi budidaya karet , pengolahan , dan pemasarannya ..
Untuk itu disini akan diuraikan cara-cara  pemilihan bibit klon unggul , proses penanaman / pemanenan sampai dengan  pengolahan dan system pemasarannya .
REKOMENDASI KLON KARET 2010-2014
Berdasarkan rumusan lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet tahun 2005, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014 terdiri atas dua kelompok , yaitu klon anjuran komersil dan klon harapan . kelompok klon anjuran komersil merupakan sekelompok klon yang telah diuji dan dapat dikembangkan oleh pengguna(petani dll). Klon-klon ini sudah berupa benih bina, kecuali klon IRR 42 dan IRR 112 masih dalam proses pengajuan untuk pelepasannya sebagai benih bina . sedangkan klon harapan merupakan klon yang mempunyai potensi pertumbuhan dan produksi tinggi tetapi belum berupa benih bina . kedua kelompok klon tersebut adalah sebagai berikut :
Klon anjuran komersil :
*. Klon penghasil lateks :
BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260.
*. Klon penghasil lateks – kayu
BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42,
IRR 112, dan IRR 118.
*. Klon penghasil kayu :
IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.
Klon Harapan :
*. IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119,
IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, IRR 220.
Untuk batang bawah dianjurkan menggunakan biji yang berasal dari klon AVROS 2037, BPM 24, GT 1, PB 260, dan RRIC 100. untuk mendapatkan nilai biji yang baik maka tanaman yang dapat diambil bijinya adalah tanaman berumur lebih dari 10 tahun dan dipelihara sesuai dengan standar . pada umumnya biji tersebut dapat berasal dari perkebunan besar atau proyek-proyek peremajaan karet rakyat .
Klon-klon yang sudah dilepas seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, tetapi tidak masuk dalam rekomendasi masih dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan kepentingan pengguna untuk penanaman klon tersebut pada wilayah tertentu .

POTENSI PRODUKSI
Data potensi produksi lateks merupakan produksi kumulatif selama 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun  sadap. Potensi ini menggambarkan produksi pada awal sadap yaitu hasil sadapan kulit perawan/pertama dan produksi lanjutan yaitu hasil sadapan kulit pulihan. Potensi produksi kelompok klon anjuran komersil adalah sebagai berikut :
Jenis Klon unggul Turunan/tetua s/d tahuun sadap ke rataan
5 10 15
BPM 24 GT 1 x AVROS 1734 8942 20423 30007 2007
BPM 107 KLON PRIMER 8738 19828 - 1982
BPM 109 BPM 107 x BPM 13 9372 19798 - 1979
IRR 104 BPM 101 x RRIC 110 9938 - - 1978
PB 217 PB 5/51 x PB 6/69 7103 19154 29181 1946
PB 260 PB 5/51 x PB 49 9989 21996 31946 2129
BPM 1 AVROS 163 x AVROS 308 7402 19908 29795 1946
PB330 PB 5/51 x PB 32/36 9699 - - 1774
PB340 PB 235 x PR 107 10900 - - 2180
RRIC 100 RRIC 52 x PB 85 7690 21010 29963 1997
AVROS 2057 AVROS 256 x AVROS 352 7088 18554 29899 1993
IRR 5 KLON PRIMER 8046 - - 1609
IRR 32 LCB 1320 x AVROS 1734 7336 11512 - 1644
IRR 39 LCB 1320 x FX 25 7278 11485 - 1640
IRR 42 LCB 1320 x F 351 8488 13924 - 1989
IRR 112 IAN 873 x RRIC 110 10973 - - 2195
IRR 118 LCB 1320 x FX 2784 10056 - - 2011
Tabel  1. Potensi produksi karet kering (kg/ha) klon karet anjuran  2006-2010
SIFAT-SIFAT SEKUNDER

Klon karet unggul yang dianjurkan selain mempunyai potensi produksi lateks(getah) yang tinggi juga diharapkan mempunyai sifat sekunder yang baik. Sifat-ssifat sekunder tersebut antara lain adalah pertumbuhan lilit batang pada masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM) relatif cepat, Tebal Kulit (TK) yang baik, Disamping itu juga memperhatikan Ketahanan Terhadap Angin (KA), Kering Alur Sadap(KAS), Respon Terhadap Stimulan (RS), dan Resistensi Klon terhadap Penyakit Gugur Daun Oidium (OI), Colletotrichum (Coll), Corynespora (Cory), dan Jamur Upas (JU).
Respon dan masing-masing klon terhadap variasi lingkungan tumbuh, potensi produksi, pertumbuhan tanaman serta sifat-sifat sekunder tanaman sebagai berikut :

Karakteristik klon anjuran 2006-2010
Klon Kesesuaian Lingkungan Potensi Hasil Pertumbuhan Sifat Sekunder Terhadap Penyakit
D1 D2 D3 D4 D5 Awal Lanj TBM TM TK KA KAS RS OI COLL CORY JU
BPM 24 - + - + - 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 5 3
BPM 107 + + ++ ++ + 4 5 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5
PBM 109 - + + ++ + 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4
IRR 104 + + ++ ++ + 5 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4
PB 217 - ++ + ++ - 2 5 4 3 3 4 3 5 2 4 4 4
PB 260 ++ ++ - ++ + 5 4 4 3 3 3 2 3 4 4 4 5
PB 340 + - + + ++ 5 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4
BPM 1 + + + + - 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4
PB 330 - + - ++ - 4 5 5 4 3 2 3 3 4 4 4 5
RRIC 100 ++ - + - ++ 2 4 5 4 4 4 2 5 5 5 4 4
AVROS 2037 + - ++ - + 2 4 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4
IRR 5 + - + + + 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
IRR 32 + + + + + 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 3
IRR 39 + + + - + 2 4 5 5 5 3 4 3 5 5 5 4
IRR 42 - ++ + + + 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 4
IRR112 - + + + + 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4
IRR 118 + + ++ ++ + 4 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4
Keterangan :
  • Kesesuaian lingkungan :
( tidak sesuai )  + ( cukup sesuai )  ++ ( sesuai )
  • Skoring
1 = Buruk , 2 = Kurang, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik
D1       =  Daerah basah (CH 2500-3000 mm/tahun, tanpa bulan kering
D2       =  Daerah kering (CH1500-2000 mm/tahun, dengan 2-4 bulan kering
D3       =  Daerah angin 30-50 km/jam
D4       =  Daerah bergelombang – berbukit
D5       =  ketinggian 300-600 m dari permukaan air laut ( dpl)
  • Potensi lanjutan
Lanj     = Lanjutan
TBM    = Tanaman belum menghasilkan
TM      = Tanaman menghasilkan
TK       = Tebal kulit
  • Ketahanan Klon Terhadap Beberapa Penyakit
KA      = Ketahanan Terhadap Angin
KAS    = Ketahanan Terhadap Kering Alur Sadap
RS       = Respon Terhadap Stimulan
OI        = Ketahanan terhadap penyakit Oidium
COLL  = Ketahanan terhadap penyakit Colletotrichum
CORY = Ketahanan terhadap penyakit Corynespora
JU        = Ketahanan Terhadap jamur upas
Karakteristik Mutu lateks klon anjuran 2002-2004 dan jenis Produk yang dapat dihasilkan .
Klon Parameter Mutu Lateks Jenis Produk
KKK Po PRI Vr LUV
Penghasil Lateks

1. BPM 24 R S T T S SIR 3L, RSS
2. BPM 107 R R S S S SIR 3CV, SIR 3L
3. BPM 109 S S S ST S SIR 3L, RSS
4. IRR 104 T S R T S SIR 3 WF
5. PB 217 S S S T S LP, SIR 3 WF
6.PB 260 R R S S S LP, SIR 3 WF
7. PR 255 S T S SY T SIR 5
8. PR 261 R S S T ST SIR 5
Penghasil Lateks-Kayu

1. BPM 1 S S S T T SIR 10
2. AVROS 2037 T ST S ST T Lateks Pekat
3. PB 330 - - - - - -
4. RRIC 100 T S S T S SIR 3CV
5. IRR 5 T S T T T SIR 3 CV
6. IRR 21 - - - - - -
7. IRR 32 R T T ST S SIR 3 WF
8. IRR 39 S T R ST S SIR 3 WF
9. IRR 42 S T R ST T SIR 5
10. IRR118 T S S S T SIR 3WF
Keterangan :

  • KKK ( Kadar Karet Kering )                        *    Po ( Plastisitas Awal )
Sangat Rendah (SR) < 31 %                                   Sangat Rendah(SR) < 30
Rendah (R) : 31-34 %                                            Rendah (R) : 31-41
Sedang (S) : 34-41 %                                             Sedang (S)  : 41-50
Tinggi ( T) : 38-41 %                                              Tinggi (T)   : 51-60
Sangat Tinggi ( ST)  > 41 %                                   Sangat Tinggi (ST) > 61
  • VR ( Mooney Viscosity )                                *    LUV ( Indeks Lovibond)
Sangat Rendah (SR) < 54                                       Sangat Rendah(SR) < 3
Rendah (R) : 55-65                                                Rendah (R) : 4-6
Sedang (S) : 66-75                                     Sedang (S) : 7-9
Tinggi ( T) : 76-85                                      Tinggi ( T) : 10-12
Sangat Tinggi ( ST )  > 86                           Sangat Tinggi ( ST) > 12
  • Plasticity Retention Index
Rendah (R) : < 85
Sedang (S) : 86-94
Tinggi ( T) : 95
Tidak tersedia Data

Tidak ada komentar:

Posting Komentar