Selasa, 04 Desember 2012

PERSIAPAN TANAM DAN PENANAMAN TANAMAN KARET DILAPANGAN

A. Persiapan tanam
Penanaman bibit tanaman harus memilih waktu yang tepat dan pengelolaan lahan tanam dan jarak tanam yang baik agar terhindar dari  tingginya angka kematian dilapangan .
Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan sebelum penanaman . kegiatan persiapan tanam terdiri dari Pengajiran ( jalur tanam & jarak tanam ) dan Pembuatan Lubang Tanam . Jumlah tanaman karet dalam satu hektar berkisar antara 500 – 600 tanaman/hektar yang dibuat berdasarkan variasi jarak tanam.dan  kondisi lahan tanam . pola tanaman karet pada umumnya menggunakan jarak tanam 7 x 3 meter, jarak tanam 7 m diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter diletakkan pada arah timur – barat hal ini dilakukan jika direncanakan tanaman pangan untuk tanaman sela maka persaingan didalam mendapatkan sinar matahari dapat diatasi.
Pembuatan lubang tanam diusahakan tidak memindahkan ajir, caranya lubang dibuat dengan jarak 20cm dari posisi ajir . ukuran lubang disesuaikan dengan bahan tanam yang digunakan, untuk bibit Stum mata Tidur, Stum Mini dan Bibit Dalam Polybag  kedalaman lubang dibuat sedalam 40 cm , panjangnya 40 cm dan lebar 40 cm, sedangkan khusus Stum Tinggi kedalaman lubang 60 cm, panjangnya 60 cm dan lebar 60 cm . Pada saat penggalian lubang pisahkan antara tanah bagian atas(topsoil) dan tanah bagian bawah(subsoil), bila bahan tanam yang digunakan menggunakan stum mata tidur & stum mini usahakan kondisi mata okulasi dalam keadaan membengkak , kondisi ini dapat diperoleh dengan cara menunda pencabutan bibit minimal seminggu dari waktu pemotongan dan jika bahan tanam yang digunakan bibit dalam polybag daunnya harus dalam keadaan tua .
B. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan bibit ketengah2 lubang kemudian ditimbun dengan tanah bawah (subsoil) dan selanjutnya tanah bagian atas (topsoil).bila menggunakan bahan tanam stum mata tidur, mini dan tinggi pemadatan tanah dilakukan dengan cara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan merata, sehingga apabila digoyang tidak mudah lepas ataupun tercabut. Dan jika bahan tanam yang digunakan bibit dalam polybag pemadatan disekeliling tanah cukup dilakukan dengan tangan. Penginjakan dengan menggunakan kaki disekeliling tanaman tidak dianjurkan karena akan menyebabkan bergesernya kolom tanah dan berakibat kematian tanaman. Dua minggu setelah penanaman, tanah disekeliling tanaman biasanya mencekung hal ini perlu dilakukan penambahan tanah agar rata dengan permukaan tanah disekelilingnya .
C. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam sebaiknya diperiksa dua minggu sekali selama tiga bulan pertama stelah penanaman , hal ini dilakukan untuk melakukan penyulaman bila ada bibit yang mati . penyulaman sebaiknya dilakukan dengan bahan tanam yang mempunyai umur realatif sama atau lebih tua dari tanamn yang disulam , jika penyulaman dilakukan pada tahun kedua dan merupakan penyulaman terakhir maka bahan sun tanam sulam harus menggunakan Stum Tinggi.
D. Pembuangan tunas Palsu
Tunas palsu adalah tunas-tunas yang tumbuh tidak pada mata okulasi, Tunas palsu dapat menghambat tumbuhnya mata okulasi dan bahnkan menyebabkan mata okulasi tidak tumbuh sama sekali oleh karena itu tunas palsu mesti dibuang . pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu, tunas yang bagus untuk dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi .
E. Pembuanganan Tunas cabang .
Pembuangan tunas cabang perlu dilakukan untuk mendapatkan bidang sadap yang baik berbentuk, bundar, lurus, dan tegak dan tinggi.Tunas yang tumbuh pada ketinggian diatas 2,5 – 3m dibiarkan dan tunas yang tumbuh dibawah 2,5 – 3m harus dibuang, pembuangan dilakukan sebelum tunas berkayu karena akan sukar dipotong dan akan merusak batang apabila pemotongan kurang hati-hati .
F. Perangsangan Percabangan .
Pertumbuhan tanaman karet muda sering meninggi tanpa membentuk cabang tanaman seperti ini akan terlambat mencapai matang sadap, selain itu pada bagian ujung akan mudah bengkok oleh angin akibatnya akan tumbuh tunas cabang pada salah satu sisi dan tumbuhnya tidak simetris sehingga mudah patah oleh angin. Beberapa klon yang muda patah adalah GT 1 dan RRIM 600.
Ketinggian cabang yang dianjurkan umumnya 2,5 – 3m dari atas pertautan okulasi klon yang pertumbuhannya cabangnya lambat dan baru tumbuh diatas 3 m perlu dilakukan perangsangan dengan cara :
  1. Membuang tunas muda yang baru tumbuh diatas daun payung teratas dari pertautan okulasi cara ini akan menghsilkan cabang yang banyak dan letaknya menumpuk sehingga tanaman akan mudah patah oleh angin
  2. Daun payung teratas dalam kondisi hijau tua diikat dengan karet gelang, setelah 1 – 2 minggu calon tunas akan tumbuh pada ketiak daun maka ikatan harus segera dibuka dengan cara ini tunas batang utama akan tetap tumbuh keatas dan cabang yang dihasilkan posisinya bertingkat sehingga lebih tahan terhadap angin.
  3. Dilakukan pengguguran daun pada posisi payung teratas yang sudah tua di ketinggian 2,5-3 m dengan cara dirompes/dipetik sebagian dan disisakan 2-3 tangkai daun . tiga minggu kemudian tunas calon cabang akan tumbuh. Pengguguran diulang 3 bulan kemudian pada tanaman yang belum membentuk cabang . cabang yang bertingkat dipelihara agar tanaman lebih kuat terhadap angin kencang dan serangan jamur upas. Cara ini kurang efisisen karena harus dilakukan berulang ulang .
  4. Batang pada ketinggian 2,5-3 m dililitkan kawat, setelah beberapa minggu tanaman akan membentuk cabang ,tetapi hal ini jarang dilakukan karena terlalu banyak memakan waktu sehingga kurang efisien dan juga tidak tahan terhadap angin kencang dan jamur upas.
  5. pengeratan barang  dapat dilakukan dengan menggunakan pisu khusus yang disebut double blade ring cute, tingkat keberhassilan ini cukup tinggi namun memerlukan waktu banyak , alat dan tenaga yang terampil .
  6. pemenggalan dilakukan pada ketinggian 2,5-3 m sedikit diatas bekas mata daun dilakukan pada usia tanaman +/- 24 bulan , arah potongan dibuat miring dan luka bekas potongan hendaknya ditutup dengan TB 192, biasanya tunas yang tumbuh lebih dari 10 tunas sehingga perlu dijarangkan menjadi 3- 4 tunas yang seimbang, pembentukan cabang dengan cara ini dapat berhasil dengan baik dan cukup efisien namun rentan terhadap jamur upas.
TANAMAN SELA KARET
Tanaman sela karet merupakan usaha pendukung untuk mengoptimalkan usaha tani karet yakni sebagai tambahan sumber pendapatan baik pada masa tanaman karet belum menghasilkan serta sebagai peningkatan daya guna tenaga kerja , pupuk dll yang bermanfaat bagi tanaman karet dan tanaman sela. Pola tanaman sela bagi perkebunan karet dapat dibagi dua yakni tahap Pola tanaman sela pada usia tanam karet sebelum 3 tahun dan pola tanaman sela pada usia karet lebih dari 3 tahun.
Pola tanaman sela sebelum tiga tahun menggunakan Pola Tanaman Pangan, Pola Pisang dan Nenas, Pola Cabe, Pola Semangka, pada pola tanaman pangan tanaman yang digunakan jagung + padi gogo – kedele – kacang tunggak, tanaman jagung dan padi gogo ditumpangsarikan sedangkan kedele dan kacang tunggak ditumpanggilirkan .Pada pola tanaman pisang + nenas juga dilakukan secara tumpang sari. Pola cabe ditanam dengan biji yang disemaikan terlebih dahulu dan dipindahkan kelapangan oada saat usia bibit memasuki satu bulan . Pada pola semangka varietas yang ditanam pada umumnya adalah varietas lokal seperti sugar baby dan new dragon.
Pola tanaman setelah karet berumur tiga tahun dilakukan karena tajuk (kerindangan) pohon pada tahun ke empat sudah selebar 4m – 6m dan perakarannya sudah melebihi 3,5 m. hal ini menyebabkan penggunaan lahan gawangan karet mulai terbatas terutama dari faktor intensitas sinar matahari, selain faktor hidromineral, Pemilihan tanaman sela harus didasarkan kepada kemampuannya beradaptasi pada kondisi naungan.Pola tanaman sela karet berumur tiga tahun menggunakan Pola Kapulaga dan Pola jahe, Temulawak,dan Kunyit. Pola Kapulaga merupakan salaha satu komoditas ekspor yang potensial hasil tanaman ini diperlukan untuk industri obat-obataan dan kosmetika, secara umun terdapat dua jenis kapulaga yakni kapulaga abrang ( elletaria cardanum) dan kapulaga local ( amomum cardamun). Bahan yang digunakan pada umumnya adalah akar Rimpang atau Anakannya. Begitupun  pada pola Jahe,temulawak dan kunyit bahan tanaman yang umumnya digunakan adalah rimpangnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar