Rabu, 05 Desember 2012

MENGENAL KLON QUICK STARTER

Dewasa ini pada perusahaan perkebunan karet lebih suka mengadopsi klon Quick Starter dengan pertimbangan puncak produksi dapat dicapai lebih cepat dan produktivitas per tahun tinggi. Terbukti, areal tanaman belum menghasilkan (TBM) di beberapa perkebunan didominasi oleh klon klon Quick Starter, sedangkan di beberapa perkebunan lainnya introduksi gencar dilakukan meskipun dalam luasan yang masih terbatas. Hal ini adalah wajar mengingat didalambisnis karet selalu dituntut mendapatkan produktivitas yang tinggi walaupun dengan kondisi harga pasar yang fluktuatif. Meskipun demikian, adopsi jenis klon ini belum disertai dengan paket teknologi eksploitasi yang spesifik. Untuk itu, sistem eksploitasi memegang peranan penting karena berkenaan dengan tata cara pengambilan produksi yang ada pada tanaman. Tentunya sistem eksploitasi yang baik selain dapat meningkatkan potensi tanaman juga dapat menjaga kondisi fisiologis tanaman sehingga produktivitas yang tinggi dapat terjaga. Perkembangan yang sekarang telah banyak diterapkan system eksploitasi yang mengacu pada tipologi klonal, namun di lapangan beberapa kendala dalam penyadapan klon klon Quick Starter sering dijumpai antara lain kering alur sadap (KAS) pada panel bawah (B0) sehingga panel B0 sering tidak tuntas disadap dan konsumsi kulit yang tinggi menyebabkan umur ekonomis tanaman lebih pendek. Selain itu klon ini umumnya memiliki morfologi batang yang tidak terlalu tegap dan percabangan cemara yang menjulang sehingga sangat rentan tumbang/ patah akibat serangan angin. Sehingga di lokasi kebun yang berada pada jalur lintasan angin akan sulit untuk menjaga populasinya. Hambatan ini mestinya segera dipecahkan mengingat luasan areal klon klon Quick Starter terus meningkat. Klon ini lebih responsive terhadap irisan pendek kearah atas dengan intensitas pemberian stimulan yang relative rendah. Penelitian irisan kearah atas sebenarnya telah lama dilakukan dan hasilnya menunjukkan peningkatan produktivitas yang cukup signifikan dan dapat menekan terjadinya KAS serta tidak berpengaruh negative terhadap pertumbuhan tanaman. Namun system sadap satu irisan (single cut) kearah atas sampai saat ini kurang populer. Sistem sadap yang berbeda antar klon didasari oleh perbedaan tingkat metabolisme pada masing-masing klon unggul yang ada saat ini. Sistem sadap ini diawali dari penelitian mengenai metabolisme pembentukan lateks pada tanaman karet serta penelitian mengenai sistem sadap ganda (double cut). Pada sistem sadap ini klon-klon karet dibedakan berdasarkan tingkat metabolisme lateks yakni klon-klon metabolisme tinggi, sedang, dan rendah. Klon-klon metabolism tinggi umumnya tergolong klon quick starter, sedangkan klon metabolism rendah umumnya tergolong klon slow starter. Klon-klon metabolism sedang dapat tergolong klon quick starter atau slow starter. Berikut kami tampilkan jenis klon berdasarkan metabolism lateks Metabolisme tinggi: RRIM 712, RRIM 623PB 340, PB280, PB 260, PB235, IRR 1-8, IRR10, IRR 39, IRR 103-107,IRR 109-112, IRR 117-120 Metabolisme sedang: PR 255, PR 261, PR 300,GT 1, BPM 1, BPM 24, PB 330, RRIC 100, RRIC 110, RRIM 717, IRR 9 Metabolisme rendah: TM 2, TM 6, TM 8, TM 9, AVROS 2037, BPM 107, BPM 109, PB 217, RRIC102, PR 303., LCB 479, LCB 1320, PR 228, PR 302, RRIC 101, RRIM 600, RRIM 703, PPN 2005, 2444, TM 5, TM 14. Klon quick starter ini memiliki beberapa sifat khusus yaitu: produksi awal tinggi, tidak/ kurang responsive terhadap pemberian stimulan, rentan terhadap serangan KAS, kulit pulihan kurang/ tidak potensial (tipis atau benjol-benjol), dan dari morfologi tanaman umumnya lilit batang kecil sampai sedang. Klon ini memiliki produksi awal relative lebih rendah, responsive terhadap pemberian stimulan, cukup tahan terhadap tekanan sadap, dan kulit pulihan umumnya tebal dan potensial untuk dimanfaatkan. Sistem sadap untuk klon quick starter Sistem sadap untuk klon-klon quick starter memiliki cirri penerapan sadap irisan pendek (1/4 S↑d/3) pada panel H0-1 setelah penyadapan pada panel B0-1 dan pada H0-2 setelah penyadapan panel B0-2. Sistem sadap untuk klon-klon slow starter memiliki cirri spesifik yaitu penerapan sadap ganda (double cut) 2 x ¼ S↑↓ d/3 pada panel H0-1 dan BI-1 serta H0-2 dan BI-2 setelah penyadapan pada panel B0-1 dan B0-2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sadap irisan ganda 2 x ¼ ↑↓ d/3 dapat meningkatkan produksi tanaman 20-40% pada klon-klon slow starter. Seperti kita ketahui bahwa titik puncak produksi yang dapat dicapai oleh tanaman karet dipengaruhi oleh jenis klonnya. Untuk klon slow starter dapat mencapai rata-rata produktivitas 2.200 -2.300 kg/ha/tahun pada kondisi puncak sedangkan klon quick starter dapat mencapai 2.700 – 2.800 kg/ha/tahun, pada beberapa kondisi agro ekosistem capaian tersebut dapat mencapai angka yang telah disebutkan di atas. Waktu pencapaian titik puncak juga berbeda antara klon-klon slow starter dan klon-klon quick starter. Klon-klon slow starter umunya mencapai kondisi puncak produktivitasnya pada umur 12 – 14 tahun setelah buka sadap, untuk klon quick starter umumnya mencapai titik puncak pada umur 7 – 9 tahun. Perbedaan lainnya adalah pada system sadap untuk klon-kon quick starter tidak menggunakan kulit pulihan, karena umumnya tidak potensial (tipis, benjol-benjol atau banyak terserang KAS). Selain itu penggunaan stimulant pada panel B0-1 dibatasi maksimal empat kali per tahun. Ciri spesifik pada penyadapan klon quick starter pada system sadap baru adalah penyadapan intensitas rendah (¼ S↑ d/3). Pada tahun pertama sampai tahun ke lima penyadapan dilakukan pada panel B0-1 dengan system sadap ½ S↓ d/3.ET 2,5%. Setelah tahun kelima, bila penyadapan dilakukan di B0-2, maka banyak ditemukan KAS. Oleh sebab itu, maka penyadapan dilakukan pada panel H0-1 selama empat tahun dengan system sadap ¼ S↑ d/3.ET2,5% yang dimaksudkan untuk memberikan waktu recovery bagi panel B0-2. Setelah penyadapan selama empat tahun pada panel H0-1, maka selanjutnya penyadapan dilakukan pada panel B0-2 dengan system sadap ½ S↓ d/3.ET2,5% selama lima tahun. Penyadapan selanjutnya dilakukan pada panel H0-2 selama empat tahun.
Oleh : Iswahyudi (Bag. Tanaman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar