PENDAHULUAN
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta ton pada tahun 2025 sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila 85 persen areal perkebunan karet rakyat telah menggunakan klon unggul . Rekomendasi klon adalah sejumlah klon yang dianjurkan berdasarkan hasil rumusan lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet untuk periode tertentu rumusan ini disusun berdasarkan data pertumbuhan produksi dan sifat-sifat sekunder yang diperoleh dari hasil pengujian pada beberapa lokasi selama beberapa tahun sesuai dengan tahapan pengujian .
Penyusunan rekomendasi klon periode 2006-2010 telah memperhatikan undang-undang no.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya budiday tanaman yang betujuan agar petani dan konsumen mendapatkan bibit unggul yang berproduksi tinggi selain itu memperhatikan undang-undang no.29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman dengan tujuan untuk menstimulir tumbuhnya industri perbenihan yang profesional
Melihat kondisi karet rakyat saat ini masih menunjukkan gambaran yang memprihatinkan , secara umum hal ini ditunjukkan oleh adanya dua permasalahan pokok yaitu :
Untuk itu disini akan diuraikan cara-cara pemilihan bibit klon unggul , proses penanaman / pemanenan sampai dengan pengolahan dan system pemasarannya .
REKOMENDASI KLON KARET 2010-2014
Berdasarkan rumusan lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet tahun 2005, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014 terdiri atas dua kelompok , yaitu klon anjuran komersil dan klon harapan . kelompok klon anjuran komersil merupakan sekelompok klon yang telah diuji dan dapat dikembangkan oleh pengguna(petani dll). Klon-klon ini sudah berupa benih bina, kecuali klon IRR 42 dan IRR 112 masih dalam proses pengajuan untuk pelepasannya sebagai benih bina . sedangkan klon harapan merupakan klon yang mempunyai potensi pertumbuhan dan produksi tinggi tetapi belum berupa benih bina . kedua kelompok klon tersebut adalah sebagai berikut :
Klon anjuran komersil :
*. Klon penghasil lateks :
BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260.
*. Klon penghasil lateks – kayu
BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42,
IRR 112, dan IRR 118.
*. Klon penghasil kayu :
IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.
Klon Harapan :
*. IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119,
IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, IRR 220.
Untuk batang bawah dianjurkan menggunakan biji yang berasal dari klon AVROS 2037, BPM 24, GT 1, PB 260, dan RRIC 100. untuk mendapatkan nilai biji yang baik maka tanaman yang dapat diambil bijinya adalah tanaman berumur lebih dari 10 tahun dan dipelihara sesuai dengan standar . pada umumnya biji tersebut dapat berasal dari perkebunan besar atau proyek-proyek peremajaan karet rakyat .
Klon-klon yang sudah dilepas seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, tetapi tidak masuk dalam rekomendasi masih dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan kepentingan pengguna untuk penanaman klon tersebut pada wilayah tertentu .
POTENSI PRODUKSI
Data potensi produksi lateks merupakan produksi kumulatif selama 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun sadap. Potensi ini menggambarkan produksi pada awal sadap yaitu hasil sadapan kulit perawan/pertama dan produksi lanjutan yaitu hasil sadapan kulit pulihan. Potensi produksi kelompok klon anjuran komersil adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Potensi produksi karet kering (kg/ha) klon karet anjuran 2006-2010
SIFAT-SIFAT SEKUNDER
Klon karet unggul yang dianjurkan selain mempunyai potensi produksi lateks(getah) yang tinggi juga diharapkan mempunyai sifat sekunder yang baik. Sifat-ssifat sekunder tersebut antara lain adalah pertumbuhan lilit batang pada masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM) relatif cepat, Tebal Kulit (TK) yang baik, Disamping itu juga memperhatikan Ketahanan Terhadap Angin (KA), Kering Alur Sadap(KAS), Respon Terhadap Stimulan (RS), dan Resistensi Klon terhadap Penyakit Gugur Daun Oidium (OI), Colletotrichum (Coll), Corynespora (Cory), dan Jamur Upas (JU).
Respon dan masing-masing klon terhadap variasi lingkungan tumbuh, potensi produksi, pertumbuhan tanaman serta sifat-sifat sekunder tanaman sebagai berikut :
Karakteristik klon anjuran 2006-2010
Keterangan :
D1 = Daerah basah (CH 2500-3000 mm/tahun, tanpa bulan kering
D2 = Daerah kering (CH1500-2000 mm/tahun, dengan 2-4 bulan kering
D3 = Daerah angin 30-50 km/jam
D4 = Daerah bergelombang – berbukit
D5 = ketinggian 300-600 m dari permukaan air laut ( dpl)
TBM = Tanaman belum menghasilkan
TM = Tanaman menghasilkan
TK = Tebal kulit
KAS = Ketahanan Terhadap Kering Alur Sadap
RS = Respon Terhadap Stimulan
OI = Ketahanan terhadap penyakit Oidium
COLL = Ketahanan terhadap penyakit Colletotrichum
CORY = Ketahanan terhadap penyakit Corynespora
JU = Ketahanan Terhadap jamur upas
Karakteristik Mutu lateks klon anjuran 2002-2004 dan jenis Produk yang dapat dihasilkan .
Keterangan :
Rendah (R) : 31-34 % Rendah (R) : 31-41
Sedang (S) : 34-41 % Sedang (S) : 41-50
Tinggi ( T) : 38-41 % Tinggi (T) : 51-60
Sangat Tinggi ( ST) > 41 % Sangat Tinggi (ST) > 61
Rendah (R) : 55-65 Rendah (R) : 4-6
Sedang (S) : 66-75 Sedang (S) : 7-9
Tinggi ( T) : 76-85 Tinggi ( T) : 10-12
Sangat Tinggi ( ST ) > 86 Sangat Tinggi ( ST) > 12
Sedang (S) : 86-94
Tinggi ( T) : 95
Tidak tersedia Data
Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 4 juta ton pada tahun 2025 sasaran tersebut hanya dapat dicapai apabila 85 persen areal perkebunan karet rakyat telah menggunakan klon unggul . Rekomendasi klon adalah sejumlah klon yang dianjurkan berdasarkan hasil rumusan lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet untuk periode tertentu rumusan ini disusun berdasarkan data pertumbuhan produksi dan sifat-sifat sekunder yang diperoleh dari hasil pengujian pada beberapa lokasi selama beberapa tahun sesuai dengan tahapan pengujian .
Penyusunan rekomendasi klon periode 2006-2010 telah memperhatikan undang-undang no.12 tahun 1992 tentang sistem budidaya budiday tanaman yang betujuan agar petani dan konsumen mendapatkan bibit unggul yang berproduksi tinggi selain itu memperhatikan undang-undang no.29 tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman dengan tujuan untuk menstimulir tumbuhnya industri perbenihan yang profesional
Melihat kondisi karet rakyat saat ini masih menunjukkan gambaran yang memprihatinkan , secara umum hal ini ditunjukkan oleh adanya dua permasalahan pokok yaitu :
- produktivitas karet rakyat jauh lebih rendah dibanding PTP / PNP dan perusahaan besar swasta .
- mutu BOKAR (bongkahan karet) masih rendah , beragam , dan tidak konsisten serta sistem pemasaran yang kurang menguntungkan petani
Untuk itu disini akan diuraikan cara-cara pemilihan bibit klon unggul , proses penanaman / pemanenan sampai dengan pengolahan dan system pemasarannya .
REKOMENDASI KLON KARET 2010-2014
Berdasarkan rumusan lokakarya nasional pemuliaan tanaman karet tahun 2005, klon-klon karet yang direkomendasikan untuk periode tahun 2010-2014 terdiri atas dua kelompok , yaitu klon anjuran komersil dan klon harapan . kelompok klon anjuran komersil merupakan sekelompok klon yang telah diuji dan dapat dikembangkan oleh pengguna(petani dll). Klon-klon ini sudah berupa benih bina, kecuali klon IRR 42 dan IRR 112 masih dalam proses pengajuan untuk pelepasannya sebagai benih bina . sedangkan klon harapan merupakan klon yang mempunyai potensi pertumbuhan dan produksi tinggi tetapi belum berupa benih bina . kedua kelompok klon tersebut adalah sebagai berikut :
Klon anjuran komersil :
*. Klon penghasil lateks :
BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, dan PB 260.
*. Klon penghasil lateks – kayu
BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42,
IRR 112, dan IRR 118.
*. Klon penghasil kayu :
IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.
Klon Harapan :
*. IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119,
IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, IRR 220.
Untuk batang bawah dianjurkan menggunakan biji yang berasal dari klon AVROS 2037, BPM 24, GT 1, PB 260, dan RRIC 100. untuk mendapatkan nilai biji yang baik maka tanaman yang dapat diambil bijinya adalah tanaman berumur lebih dari 10 tahun dan dipelihara sesuai dengan standar . pada umumnya biji tersebut dapat berasal dari perkebunan besar atau proyek-proyek peremajaan karet rakyat .
Klon-klon yang sudah dilepas seperti GT 1, PR 255, PR 261, PR 300, PR 303, RRIM 600, RRIM 712, tetapi tidak masuk dalam rekomendasi masih dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan, antara lain dengan memperhatikan kepentingan pengguna untuk penanaman klon tersebut pada wilayah tertentu .
POTENSI PRODUKSI
Data potensi produksi lateks merupakan produksi kumulatif selama 5 tahun, 10 tahun, dan 15 tahun sadap. Potensi ini menggambarkan produksi pada awal sadap yaitu hasil sadapan kulit perawan/pertama dan produksi lanjutan yaitu hasil sadapan kulit pulihan. Potensi produksi kelompok klon anjuran komersil adalah sebagai berikut :
Jenis Klon unggul | Turunan/tetua | s/d tahuun sadap ke | rataan | ||
5 | 10 | 15 | |||
BPM 24 | GT 1 x AVROS 1734 | 8942 | 20423 | 30007 | 2007 |
BPM 107 | KLON PRIMER | 8738 | 19828 | - | 1982 |
BPM 109 | BPM 107 x BPM 13 | 9372 | 19798 | - | 1979 |
IRR 104 | BPM 101 x RRIC 110 | 9938 | - | - | 1978 |
PB 217 | PB 5/51 x PB 6/69 | 7103 | 19154 | 29181 | 1946 |
PB 260 | PB 5/51 x PB 49 | 9989 | 21996 | 31946 | 2129 |
BPM 1 | AVROS 163 x AVROS 308 | 7402 | 19908 | 29795 | 1946 |
PB330 | PB 5/51 x PB 32/36 | 9699 | - | - | 1774 |
PB340 | PB 235 x PR 107 | 10900 | - | - | 2180 |
RRIC 100 | RRIC 52 x PB 85 | 7690 | 21010 | 29963 | 1997 |
AVROS 2057 | AVROS 256 x AVROS 352 | 7088 | 18554 | 29899 | 1993 |
IRR 5 | KLON PRIMER | 8046 | - | - | 1609 |
IRR 32 | LCB 1320 x AVROS 1734 | 7336 | 11512 | - | 1644 |
IRR 39 | LCB 1320 x FX 25 | 7278 | 11485 | - | 1640 |
IRR 42 | LCB 1320 x F 351 | 8488 | 13924 | - | 1989 |
IRR 112 | IAN 873 x RRIC 110 | 10973 | - | - | 2195 |
IRR 118 | LCB 1320 x FX 2784 | 10056 | - | - | 2011 |
SIFAT-SIFAT SEKUNDER
Klon karet unggul yang dianjurkan selain mempunyai potensi produksi lateks(getah) yang tinggi juga diharapkan mempunyai sifat sekunder yang baik. Sifat-ssifat sekunder tersebut antara lain adalah pertumbuhan lilit batang pada masa Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) maupun Tanaman Menghasilkan (TM) relatif cepat, Tebal Kulit (TK) yang baik, Disamping itu juga memperhatikan Ketahanan Terhadap Angin (KA), Kering Alur Sadap(KAS), Respon Terhadap Stimulan (RS), dan Resistensi Klon terhadap Penyakit Gugur Daun Oidium (OI), Colletotrichum (Coll), Corynespora (Cory), dan Jamur Upas (JU).
Respon dan masing-masing klon terhadap variasi lingkungan tumbuh, potensi produksi, pertumbuhan tanaman serta sifat-sifat sekunder tanaman sebagai berikut :
Karakteristik klon anjuran 2006-2010
Klon | Kesesuaian Lingkungan | Potensi Hasil | Pertumbuhan | Sifat Sekunder Terhadap Penyakit | |||||||||||||
D1 | D2 | D3 | D4 | D5 | Awal | Lanj | TBM | TM | TK | KA | KAS | RS | OI | COLL | CORY | JU | |
BPM 24 | - | + | - | + | - | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 3 | 3 | 3 | 4 | 4 | 5 | 3 |
BPM 107 | + | + | ++ | ++ | + | 4 | 5 | 4 | 3 | 3 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 |
PBM 109 | - | + | + | ++ | + | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 |
IRR 104 | + | + | ++ | ++ | + | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 |
PB 217 | - | ++ | + | ++ | - | 2 | 5 | 4 | 3 | 3 | 4 | 3 | 5 | 2 | 4 | 4 | 4 |
PB 260 | ++ | ++ | - | ++ | + | 5 | 4 | 4 | 3 | 3 | 3 | 2 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
PB 340 | + | - | + | + | ++ | 5 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 4 |
BPM 1 | + | + | + | + | - | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 5 | 5 | 4 |
PB 330 | - | + | - | ++ | - | 4 | 5 | 5 | 4 | 3 | 2 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 5 |
RRIC 100 | ++ | - | + | - | ++ | 2 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 2 | 5 | 5 | 5 | 4 | 4 |
AVROS 2037 | + | - | ++ | - | + | 2 | 4 | 5 | 4 | 5 | 5 | 4 | 5 | 3 | 4 | 4 | 4 |
IRR 5 | + | - | + | + | + | 5 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 |
IRR 32 | + | + | + | + | + | 3 | 4 | 4 | 4 | 3 | 3 | 4 | 4 | 4 | 4 | 5 | 3 |
IRR 39 | + | + | + | - | + | 2 | 4 | 5 | 5 | 5 | 3 | 4 | 3 | 5 | 5 | 5 | 4 |
IRR 42 | - | ++ | + | + | + | 3 | 4 | 5 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 4 | 3 | 5 | 4 |
IRR112 | - | + | + | + | + | 5 | 4 | 4 | 4 | 3 | 4 | 4 | 3 | 4 | 3 | 5 | 4 |
IRR 118 | + | + | ++ | ++ | + | 4 | 3 | 5 | 4 | 3 | 5 | 4 | 4 | 5 | 4 | 5 | 4 |
- Kesesuaian lingkungan :
- Skoring
D1 = Daerah basah (CH 2500-3000 mm/tahun, tanpa bulan kering
D2 = Daerah kering (CH1500-2000 mm/tahun, dengan 2-4 bulan kering
D3 = Daerah angin 30-50 km/jam
D4 = Daerah bergelombang – berbukit
D5 = ketinggian 300-600 m dari permukaan air laut ( dpl)
- Potensi lanjutan
TBM = Tanaman belum menghasilkan
TM = Tanaman menghasilkan
TK = Tebal kulit
- Ketahanan Klon Terhadap Beberapa Penyakit
KAS = Ketahanan Terhadap Kering Alur Sadap
RS = Respon Terhadap Stimulan
OI = Ketahanan terhadap penyakit Oidium
COLL = Ketahanan terhadap penyakit Colletotrichum
CORY = Ketahanan terhadap penyakit Corynespora
JU = Ketahanan Terhadap jamur upas
Karakteristik Mutu lateks klon anjuran 2002-2004 dan jenis Produk yang dapat dihasilkan .
Klon | Parameter Mutu Lateks | Jenis Produk | ||||
KKK | Po | PRI | Vr | LUV | ||
Penghasil Lateks | ||||||
1. BPM 24 | R | S | T | T | S | SIR 3L, RSS |
2. BPM 107 | R | R | S | S | S | SIR 3CV, SIR 3L |
3. BPM 109 | S | S | S | ST | S | SIR 3L, RSS |
4. IRR 104 | T | S | R | T | S | SIR 3 WF |
5. PB 217 | S | S | S | T | S | LP, SIR 3 WF |
6.PB 260 | R | R | S | S | S | LP, SIR 3 WF |
7. PR 255 | S | T | S | SY | T | SIR 5 |
8. PR 261 | R | S | S | T | ST | SIR 5 |
Penghasil Lateks-Kayu | ||||||
1. BPM 1 | S | S | S | T | T | SIR 10 |
2. AVROS 2037 | T | ST | S | ST | T | Lateks Pekat |
3. PB 330 | - | - | - | - | - | - |
4. RRIC 100 | T | S | S | T | S | SIR 3CV |
5. IRR 5 | T | S | T | T | T | SIR 3 CV |
6. IRR 21 | - | - | - | - | - | - |
7. IRR 32 | R | T | T | ST | S | SIR 3 WF |
8. IRR 39 | S | T | R | ST | S | SIR 3 WF |
9. IRR 42 | S | T | R | ST | T | SIR 5 |
10. IRR118 | T | S | S | S | T | SIR 3WF |
- KKK ( Kadar Karet Kering ) * Po ( Plastisitas Awal )
Rendah (R) : 31-34 % Rendah (R) : 31-41
Sedang (S) : 34-41 % Sedang (S) : 41-50
Tinggi ( T) : 38-41 % Tinggi (T) : 51-60
Sangat Tinggi ( ST) > 41 % Sangat Tinggi (ST) > 61
- VR ( Mooney Viscosity ) * LUV ( Indeks Lovibond)
Rendah (R) : 55-65 Rendah (R) : 4-6
Sedang (S) : 66-75 Sedang (S) : 7-9
Tinggi ( T) : 76-85 Tinggi ( T) : 10-12
Sangat Tinggi ( ST ) > 86 Sangat Tinggi ( ST) > 12
- Plasticity Retention Index
Sedang (S) : 86-94
Tinggi ( T) : 95
Tidak tersedia Data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar