A. Persiapan tanam
Penanaman bibit tanaman harus memilih waktu yang tepat dan
pengelolaan lahan tanam dan jarak tanam yang baik agar terhindar dari
tingginya angka kematian dilapangan .
Persiapan tanam sebaiknya selesai dilakukan satu bulan sebelum
penanaman . kegiatan persiapan tanam terdiri dari Pengajiran ( jalur
tanam & jarak tanam ) dan Pembuatan Lubang Tanam . Jumlah tanaman
karet dalam satu hektar berkisar antara 500 – 600 tanaman/hektar yang
dibuat berdasarkan variasi jarak tanam.dan kondisi lahan tanam . pola
tanaman karet pada umumnya menggunakan jarak tanam 7 x 3 meter, jarak
tanam 7 m diletakkan pada arah utara – selatan dan jarak tanam 3 meter
diletakkan pada arah timur – barat hal ini dilakukan jika direncanakan
tanaman pangan untuk tanaman sela maka persaingan didalam mendapatkan
sinar matahari dapat diatasi.
Pembuatan lubang tanam diusahakan tidak memindahkan ajir, caranya
lubang dibuat dengan jarak 20cm dari posisi ajir . ukuran lubang
disesuaikan dengan bahan tanam yang digunakan, untuk bibit Stum mata
Tidur, Stum Mini dan Bibit Dalam Polybag kedalaman lubang dibuat
sedalam 40 cm , panjangnya 40 cm dan lebar 40 cm, sedangkan khusus Stum
Tinggi kedalaman lubang 60 cm, panjangnya 60 cm dan lebar 60 cm . Pada
saat penggalian lubang pisahkan antara tanah bagian atas(topsoil) dan
tanah bagian bawah(subsoil), bila bahan tanam yang digunakan menggunakan
stum mata tidur & stum mini usahakan kondisi mata okulasi dalam
keadaan membengkak , kondisi ini dapat diperoleh dengan cara menunda
pencabutan bibit minimal seminggu dari waktu pemotongan dan jika bahan
tanam yang digunakan bibit dalam polybag daunnya harus dalam keadaan tua
.
B. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan cara memasukkan bibit ketengah2 lubang
kemudian ditimbun dengan tanah bawah (subsoil) dan selanjutnya tanah
bagian atas (topsoil).bila menggunakan bahan tanam stum mata tidur, mini
dan tinggi pemadatan tanah dilakukan dengan cara bertahap sehingga
timbunan menjadi padat dan merata, sehingga apabila digoyang tidak mudah
lepas ataupun tercabut. Dan jika bahan tanam yang digunakan bibit dalam
polybag pemadatan disekeliling tanah cukup dilakukan dengan tangan.
Penginjakan dengan menggunakan kaki disekeliling tanaman tidak
dianjurkan karena akan menyebabkan bergesernya kolom tanah dan berakibat
kematian tanaman. Dua minggu setelah penanaman, tanah disekeliling
tanaman biasanya mencekung hal ini perlu dilakukan penambahan tanah agar
rata dengan permukaan tanah disekelilingnya .
C. Penyulaman
Bibit yang baru ditanam sebaiknya diperiksa dua minggu sekali selama
tiga bulan pertama stelah penanaman , hal ini dilakukan untuk melakukan
penyulaman bila ada bibit yang mati . penyulaman sebaiknya dilakukan
dengan bahan tanam yang mempunyai umur realatif sama atau lebih tua dari
tanamn yang disulam , jika penyulaman dilakukan pada tahun kedua dan
merupakan penyulaman terakhir maka bahan sun tanam sulam harus
menggunakan Stum Tinggi.
D. Pembuangan tunas Palsu
Tunas palsu adalah tunas-tunas yang tumbuh tidak
pada mata okulasi, Tunas palsu dapat menghambat tumbuhnya mata okulasi
dan bahnkan menyebabkan mata okulasi tidak tumbuh sama sekali oleh
karena itu tunas palsu mesti dibuang . pemotongan tunas palsu harus
dilakukan sebelum tunas berkayu, tunas yang bagus untuk dipelihara yaitu
tunas yang tumbuh dari mata okulasi .
E. Pembuanganan Tunas cabang .
Pembuangan tunas cabang perlu dilakukan untuk mendapatkan bidang
sadap yang baik berbentuk, bundar, lurus, dan tegak dan tinggi.Tunas
yang tumbuh pada ketinggian diatas 2,5 – 3m dibiarkan dan tunas yang
tumbuh dibawah 2,5 – 3m harus dibuang, pembuangan dilakukan sebelum
tunas berkayu karena akan sukar dipotong dan akan merusak batang apabila
pemotongan kurang hati-hati .
F. Perangsangan Percabangan .
Pertumbuhan tanaman karet muda sering meninggi
tanpa membentuk cabang tanaman seperti ini akan terlambat mencapai
matang sadap, selain itu pada bagian ujung akan mudah bengkok oleh angin
akibatnya akan tumbuh tunas cabang pada salah satu sisi dan tumbuhnya
tidak simetris sehingga mudah patah oleh angin. Beberapa klon yang muda
patah adalah GT 1 dan RRIM 600.
Ketinggian cabang yang dianjurkan umumnya 2,5 – 3m dari atas
pertautan okulasi klon yang pertumbuhannya cabangnya lambat dan baru
tumbuh diatas 3 m perlu dilakukan perangsangan dengan cara :
- Membuang tunas muda yang baru tumbuh diatas daun payung teratas dari pertautan okulasi cara ini akan menghsilkan cabang yang banyak dan letaknya menumpuk sehingga tanaman akan mudah patah oleh angin
- Daun payung teratas dalam kondisi hijau tua diikat dengan karet gelang, setelah 1 – 2 minggu calon tunas akan tumbuh pada ketiak daun maka ikatan harus segera dibuka dengan cara ini tunas batang utama akan tetap tumbuh keatas dan cabang yang dihasilkan posisinya bertingkat sehingga lebih tahan terhadap angin.
- Dilakukan pengguguran daun pada posisi payung teratas yang sudah tua di ketinggian 2,5-3 m dengan cara dirompes/dipetik sebagian dan disisakan 2-3 tangkai daun . tiga minggu kemudian tunas calon cabang akan tumbuh. Pengguguran diulang 3 bulan kemudian pada tanaman yang belum membentuk cabang . cabang yang bertingkat dipelihara agar tanaman lebih kuat terhadap angin kencang dan serangan jamur upas. Cara ini kurang efisisen karena harus dilakukan berulang ulang .
- Batang pada ketinggian 2,5-3 m dililitkan kawat, setelah beberapa minggu tanaman akan membentuk cabang ,tetapi hal ini jarang dilakukan karena terlalu banyak memakan waktu sehingga kurang efisien dan juga tidak tahan terhadap angin kencang dan jamur upas.
- pengeratan barang dapat dilakukan dengan menggunakan pisu khusus yang disebut double blade ring cute, tingkat keberhassilan ini cukup tinggi namun memerlukan waktu banyak , alat dan tenaga yang terampil .
- pemenggalan dilakukan pada ketinggian 2,5-3 m sedikit diatas bekas mata daun dilakukan pada usia tanaman +/- 24 bulan , arah potongan dibuat miring dan luka bekas potongan hendaknya ditutup dengan TB 192, biasanya tunas yang tumbuh lebih dari 10 tunas sehingga perlu dijarangkan menjadi 3- 4 tunas yang seimbang, pembentukan cabang dengan cara ini dapat berhasil dengan baik dan cukup efisien namun rentan terhadap jamur upas.
TANAMAN SELA KARET
Tanaman sela karet merupakan usaha pendukung untuk mengoptimalkan
usaha tani karet yakni sebagai tambahan sumber pendapatan baik pada masa
tanaman karet belum menghasilkan serta sebagai peningkatan daya guna
tenaga kerja , pupuk dll yang bermanfaat bagi tanaman karet dan tanaman
sela. Pola tanaman sela bagi perkebunan karet dapat dibagi dua yakni
tahap Pola tanaman sela pada usia tanam karet sebelum 3 tahun dan pola
tanaman sela pada usia karet lebih dari 3 tahun.
Pola tanaman sela sebelum tiga tahun menggunakan Pola Tanaman Pangan,
Pola Pisang dan Nenas, Pola Cabe, Pola Semangka, pada pola tanaman
pangan tanaman yang digunakan jagung + padi gogo – kedele – kacang
tunggak, tanaman jagung dan padi gogo ditumpangsarikan sedangkan kedele
dan kacang tunggak ditumpanggilirkan .Pada pola tanaman pisang + nenas
juga dilakukan secara tumpang sari. Pola cabe ditanam dengan biji yang
disemaikan terlebih dahulu dan dipindahkan kelapangan oada saat usia
bibit memasuki satu bulan . Pada pola semangka varietas yang ditanam
pada umumnya adalah varietas lokal seperti sugar baby dan new dragon.
Pola tanaman setelah karet berumur tiga tahun dilakukan karena tajuk
(kerindangan) pohon pada tahun ke empat sudah selebar 4m – 6m dan
perakarannya sudah melebihi 3,5 m. hal ini menyebabkan penggunaan lahan
gawangan karet mulai terbatas terutama dari faktor intensitas sinar
matahari, selain faktor hidromineral, Pemilihan tanaman sela harus
didasarkan kepada kemampuannya beradaptasi pada kondisi naungan.Pola
tanaman sela karet berumur tiga tahun menggunakan Pola Kapulaga dan Pola
jahe, Temulawak,dan Kunyit. Pola Kapulaga merupakan salaha satu
komoditas ekspor yang potensial hasil tanaman ini diperlukan untuk
industri obat-obataan dan kosmetika, secara umun terdapat dua jenis
kapulaga yakni kapulaga abrang ( elletaria cardanum) dan kapulaga local (
amomum cardamun). Bahan yang digunakan pada umumnya adalah akar Rimpang
atau Anakannya. Begitupun pada pola Jahe,temulawak dan kunyit bahan
tanaman yang umumnya digunakan adalah rimpangnya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar